This Only Happens Every Four Years

The World Cup happens every four years. Catch the heat.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Sudah

wanita itu bergegas melangkah keluar kelas usai jam kelas nya selesai, menuju ketitik yang biasa ia dan kekasih nya bertemu.

tak butuh waktu lama, mata nya bertemu pada mobil ber plat AB, dirinya melangkah yakin dan menarik handle mobil tersebut agar dapat mecelos ke dalam nya, menemukan lelaki berkaos hitam yang reflek menoleh sebab kedatangan wanita itu, kellen tersenyum sekilas lalu menatap ponsel nya kembali.

rahea sepertinya mengurung dalam dalam niat emosi nya untuk lelaki disamping nya ini, senyuman kellen sungguh menusuk pipi nya hingga merah, kellen selalu saja berhasil membuat wanitanya tersipu.

“udah?”

rahea reflek mengangguk atas pertanyaan lelakinya, kemudian kellen menancap gas mobilnya, suasana di dalam mobil itu terasa mendesak karna tak ada yang memulai percakapan atau perbincangan seperti sedia kala, sapuan lembut di puncak kepala yg biasa rahea dapatkan pun tak ada, rahea masih ingin mendengar kata maaf dari kekasih nya, walau itu bukan lah masalah yang besar, setidaknya ia ingin kellen merapalkan maaf untuk dirinya walau sekedar bermanja.

rahea berdeham, namun tak memunculkan dampak apapun, kellen masih setia fokus dan menutup mulut nya “aku haus, ada air ga?”

“di jok belakang, ambil aja” ucap kellen

tangan nya meraba jok belakang, ia mengerutkan dahi saat menemukan botol beling didalam nya kemudian mengeluarkan nya tanpa ragu, “parfume? punya kamu?” rahea bertanya sembari mengendus aroma parfume itu, ini benar benar persis parfume wanita pun ia tak pernah mencium aroma ini ditubuh kellen, namun aroma itu tidaklah asing. kellen sigap meraih parfume itu, lalu menaruh didekatnya, ia tak menjawab pertanyaan wanita nya justru yang ia lakukan mengambil air mineral di jok belakang dan menyerahkan nya pada rahea yang masih penuh tanya.

“kell, kamu liat aku dong, kenapa sih?” dahi rahea sempurna mengerut, seluruh tatapan ia jatuhkan pada lelaki itu.

“kenapa? aku mau isi bensin dulu” jawab kellen kelewat santai, tak mengubris kejengkelan kekasihnya, ia keluar dari mobil tujuan nya sesuai apa yang ia katakan barusan, sedang rahea dikuasi perasaan yang mengganjal, suasana hati nya amat menciut untuk hariini, mata nya teralihkan pada ponsel kellen diatas dashboard dan meraih nya, kode ponsel nya masih sama yaitu tanggal jadian mereka berdua, namun layar utama nya membuat nya nanap, ia tak ingin percaya namun kenyataan nya sudah terpampang di kedua bola matanya kemudian beralih ke room chat, sekali lagi ia dibuat nanap yang bukan main, hati nya terpukul mata nya panas, mereaksikan room chat paling atas yang nyatanya bukan diri nya, membaca sekilas percakapan mereka yang diduga bukan hanya hubungan ‘biasa’, ia menggeleng kuat berusaha menahan segala pukulan atau pun kenyataan yang ia dapat.

kellen selesai dalam urusan nya menemukan wanita nya tengah menggengam ponsel miliknya dan beralih menatap nya dengan nanar kecewa “kell..” lirihnya tak mampu berkata, justru kellen tersenyum simpul sambil merenggut ponsel nya,

“baguslah kalo udah tau, gue ga perlu nyusun kata ribet buat mutusin lo” ujar kellen datar

“kellen! kamu apaansih? kamu mau prank aku kan? iya kann? jawab iyaa sayang” tutur rahea hampir berteriak menahan gejolak yg menekam

“udah clear, kita putus”

“NGGAK,AKU NGGAK MAU!” jelas rahea nyaris frustasi, kellen terlihat tak menanggapi wanita disamping nya yg sudah bercucur airmata ia terus melajukan mobil nya sampai pekarangan rumah rahea.

“aku gamau putus sama kamu, len” rahea menggayut lengan kellen yang direspon tolakan “lo batu banget sih, gue itu ga pernah sayang sama lo, semua nya cuma drama, 2 tahun lo cuma jadi bahan mainan gue!”

kellen menyorot mata rahea dalam hingga menerkam hati nya, selain menerima ucapan kellen ia juga harus mengatur nafas nya yang sulit, ia menggeleng keras menolak semuanya.

“NGGAK! KAMU BOHONG! KAMU SAYANG SAMA AKU, DAN GAADA ALESAN APAPUN BUAT KITA PUTUS!” cucuran air mata nya sangat terlihat jelas, ia berteriak sembari meremas ujung baju nya

“mau turun atau gue sentuh tubuh lo?”

rahea nyaris tak sadar bahwa dirinya sudah sampai tempat tinggal nya, ia reflek memundurkan tubuhnya dan keluar dari sana, rasa rasanya ia tak mampu menopang seluruh tubuh nya untuk tegap ataupun berjalan, ia memandangi mobil hitam itu menjauh dari pekarangan rumah nya dengan suasana yang patah.

Add a comment

Related posts:

lately.

lately i miss my old self back in 2015–2016 when i didnt really care social media, especially instagram. i feel overwhelmed with that. sometimes i feel i should post something, in the name of…

Joe Helmore

I love it when I discover amazing talent! Beautiful art by Australian contemporary artist Joe Helmore. Thank you for getting in touch Joe! Stay tuned for more on Joe and his wonderful work soon…

Why You Should Avoid Hotel Wifi and What Are the Alternatives

Staying in a good hotel comes with certain expectations. Comfort, rest, and the privacy to do what you need to do. It’s your base of operations and you need to feel confident that, whether traveling…